Rabu, Juni 25, 2008

Kasih


Saat ini ku sendiri
Rindukan kehadiranmu disini
Karena semalam ku bermimpi
Mimpi yang mengharuskan mandi dini hari.

Oh, Kasih.
Saat ini waktu yang tepat tuk curahkan imajinasi
Ditemani lantunan lagu Padi
dan segelas ginseng kopi
gak lupa Autan digosok pada betis yang seksi.

Oh, Kasih.
Rasakanlah refleksi ungkapan rindu di hati
Yang mengalir lewat ketikan kibor window ekspi
Walaupun aku ngetiknya harus nunggu sampe kantor
sunyi
Nyogok rokok satpam biar dibukain pintu ruang
redaksi.

Oh, Kasih.
Ngertilah keadaanku di sini
Yang gak bisa janjikan kebahagiaan materi
Soalnya ku gak pernah dapet togel karena pantang
berjudi
Yang kuharap hanya kedatangan Mister Easy Money.

Oh, Kasih.
Apakah kiranya kau sudi
Jika kita break komunikasi
Untuk sementara kita pake telepati
Bebas pulsa, bebas roaming, dan ngirit pasti.

Oh, Kasih.
Biarlah waktu sebulan kita saling introspeksi
Sekaligus mencari ketenangan dan kedamaian sejati
Meski gak harus kayak perdamaian Indonesia-GAM di
Helsinky
Atau kayak kedamaian yang dirasain Reza di padepokan
Gatot Brajamukti.

Oh, Kasih.
Apakah kau gak sadari
Puisi ini dari tadi pake huruf "i"
Lama-lama susah juga deh, ih.


Penulis: Arham Kendari
*Puisi aneh kiriman seorang teman via imel, bukan dari bang Arham langsung*

Selasa, Juni 24, 2008

Awan

Di pagi hari
Di sore hariDi atas awan
Ditembus matahari
Di atas gunung
Di kaki langit
Tapi ingat kawan
Kita harus tetap berpijak di bumi
Kita tidak mungkin berdiri di atas awan



*kecuali supermen*

Minggu, Juni 22, 2008

Kacamata Seminggu

Genap seminggu aku pake kacamata. Enak juga ternyata, rasanya seperti orang baru bisa baca. Apa aja tulisan di jalan dibaca semua, mulai dari spanduk, baliho, penunjuk jalan, plat mobil, stiker, tulisan di kaos, nama di baju pak polisi, dan daftar harga martabak telor. Selain itu rasanya semua orang tersenyum padaku.

Tiga tahun yang lalu aku tau kalo mataku minus karna iseng2 nyobain periksa mata gratis di kantor. Karna baru minus seperempat aku cuekin aja, toh rasanya belum terlalu mengganggu. Tapi ketika dua minggu yang lalu aku ikutan tes mata lagi (lagi-lagi gratisan), ternyata minusnya sudah jadi satu seperempat. Kaget bener aku sampe tidak percaya dan minta dites ulang. Ternyata minusnya memang sudah satu seperempat. Dengan penuh rasa dendam menyala- akhirnya dan mengorbankan sebagian uang makan akhirnya aku pesen kacamata warna ijo lumut.

Pantes aja kalo pas kuliah duduknya dibelakang tulisan di papan gak kebaca, ato kadang-kadang salah keluar pintu tol gara-gara telat baca tulisan di papan penunjuk jalan, ato sering dikira sombong gara-gara gak ngenalin muka teman di jalan.

Pertama kali make kacamata ada rasa aneh tidak nyaman. Perasaan agak malu karena sudah segede ini baru pake kacamata. Sampai sekarang sih masih terasa agak aneh, makanya kalo lagi kerja kacamatanya aku lepas. Kalo naik mobil ato motor pake kacamata sudah terasa nyaman, tapi kalo jalan kaki agak jauh masih agak kikuk, rasanya jalanan ikut bergoyang-goyang. Semoga aja minusnya gak nambah-nambah lagi, apalagi kalo bisa sembuh total.

Kamis, Juni 19, 2008

Pagi-pagi

Huh, pagi-pagi baru mo berangkat kerja udah liat pemandangan gak sedap. Sebenarnya biasa sih di pasar Ciputat angkot ngetem di tengah jalan, jadi mobil gak bisa nyalip dari kiri atopun dari kanan. Dan biasa juga kalo hal itu menimbulkan kemacetan baik mobil maupun motor. Dan sudah biasa kalo ada pengguna jalan yang agak emosi.

Nah, ada salah satu bikers yang gak bisa nahan emosi dan menggedor pintu angkot itu. Bagus juga efeknya, angkot itu jalan lagi dan jalan macet jadi lancar kembali.

Eeeh ternyata angkot itu gak sekedar jalan, tapi jalannya ngebut sambil membunyikan klakson dan sopirnya teriak-teriak memaki dan mengejar bikers yang barusan menggedor pintu angkotnya. Karena jalan masih tersendat sopir angkot itu turun dan lari mengejar bikers tersebut. Akhirnya sopir angkot itu mendorong bikers tersebut dari motornya dan memukulinya. Untungnya bikers tadi tidak membalas dan langsung pergi meninggalkan sopir angkot itu, jadi urusannya gak tambah panjang.

Jadi gak tau nih kalo sudah begini siapa yang salah siapa yang benar. Bukannya sudah biasa angkot ngetem di tengah jalan? Sudah biasa juga kan kalo jalan macet? Dan kalo ada pengguna jalan yang emosi kan juga biasa? Tapi kenapa harus ada yang gedor-gedor, marah-marah, dan pukul-pukulan?

Kata orang sih kepala boleh panas tapi hati tetap dingin, ato hati panas tapi kepala dingin? Bisa gak ya?

Sepertinya susah.

Sabtu, Juni 07, 2008

Explore West Sumatera 2008


Hotel di Padang penuh!!! Saat ini susah bener nyari 3 kamar hotel di Padang, apalagi kalau tidak membooking jauh-jauh hari sebelumnya. Kalaupun ada 3 kamar, paling cuma untuk dua tiga malam. Apa boleh buat, akhirnya selama seminggu pertama pindah hotel tiga kali.

Itu mungkin akibat program Explore West Sumatera 2008 yang sedang dilaksanakan pemerintah provinsi Sumatera Barat untuk mendukung Visit Indonesia 2008. Kegiatan ini didukung oleh pemkab dan pemkot di Sumbar dengan mengadakan kegiatan pekan wisata, antara lain di Kota Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Agam, Solok, Sawah Lunto, & Mentawai. Apalagi pas bertepatan dengan kegiatan Sumatera International Fair II 2008 yang berlangsung hari Sabtu dan Minggu 31-5-07 s.d. 1-6-07 di Padang yang dibuka oleh Menbudpar Jero Wacik.

Tidak lengkap rasanya kalo ke Padang tanpa ke Bukit Tinggi. Setelah muter kota liat-liat obyek wisata, tibalah saat yang ditunggu-tunggu yaitu makan siang. Sebagai orang yang sudah ketauan doyan makan, acara makan berlangsung khidmat dan lama mulai dari bubur kampiun, nasi kapau, lemang plus duren, es ampiang dadih, belut goreng dan tidak lupa sorenya mampir ke sate padang Pak Syukur. Ada yang aneh ketika lewat kota Padang Panjang, di pinggir jalan terdapat rumah makan masakan padang besar dengan tulisan “SIMPANG RAYA BOGOR-CABANG BOGOR”. Tenyata masakan padang aslinya ada di Bogor!

Habis makan, perjalanan dilanjutkan ke balai kota Bukittinggi. Kantor balai kota berdiri megah di atas bukit. Di sebelah kanannya berdiri perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang tidak kalah megahnya. Menyenangkan, banyak koleksi buku, novel, komik, majalah dan koran. Tempatnya adem, bersih, dan luas. Sayangnya tidak ada angkutan umum yang sampai di depan perpustakaan, bagi yang tidak memiliki kendaraan dari bawah bukit harus jalan kaki ke atas sekitar 200 meter sehingga, agak menyulitkan memang. Hmm.. kalo ada angkutan gratis yang mengangkut penumpang bolak-balik dari bawah ke atas enak kali ya?

Setelah seminggu pindah-pindah hotel, akhirnya dapat juga hotel yang sesuai sampai waktunya pulang. Pulang…