Selasa, Agustus 26, 2008

Keyboard Angka

Setelah mengalahkan dan mengusir rasa malas yang sudah lama jadi temanku, akhirnya kesampaian juga beli keyboard angka. Itupun sekalian nganterin adikku yang mo pulang kampung ke terminal Lebak Bulus, jadi sambil nungguin bis berangkat mampir sebentar ke Poin Square. Sudah setengah tahun aku pengen banget beli keyboard angka ato apapun istilahnya, sudah pegel banget disuruh ngitung angka sampe 14 digit hanya dengan ngandelin 10 deret angka pada barisan atas keyboard laptop.

Karena gak tau apa nama yang umum dipakai, susah juga waktu nyari keyboard angka ke toko komputer. “Itu lho mbak, keyboard yang angka doang, ukurannya kecil, kayak kalkulator”, setelah ngomong begitu barulah si mbak yang jaga toko tau maksudku. Kalo pas barangnya dipajang di display sih enak, tinggal nunjuk dan nanya “mbak, itu berapa harganya?”.

Banyak juga model dan harga keyboard angka, tiap toko harganya beda2.
Toko A : merk Logitech, koneksi wireless, harga 450ribu (mahal, nawar 150ribu gak dikasih)
Toko B : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 150ribu (ditawar turun jadi 90ribu)
Toko C : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 70ribu (ditawar turun jadi 60ribu)
Toko D : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 50ribu, garansi toko seminggu (ditawar turun jadi 35ribu)

Setelah keluar masuk empat toko akhirnya aku beli di toko D, ternyata di kemasan dan di kuitansi keyboard angka ditulis dengan sebutan minipad. Sekarang kerjaan jadi cepet selesai & masih ada sisa waktu untuk iseng2 berhadiah.

Rabu, Agustus 20, 2008

17 Agustus 2008

Agak telat yah nulis tentang 17an, tapi ndak apa-apalah daripada tidak. Peringatan 17an tahun ini istimewa sekali, karena 17an kali ini bertepatan dengan hari Nisfu Sya’ban dan gerhana bulan. Jadi semaleman penuh ada lek-lekan (begadang) untuk memperingati tiga acara itu.

Di kampungku, Nisfu Sya’ban yang berarti pertengahan bulan Sya’ban ato tanggal 15 bulan Sya’ban yang oleh orang Jawa biasa disebut dengan bulan Ruwah diperingati dengan membaca surat Yasin 3kali dimasjid dan musholla secara berjamaah. Setiap selesai membaca Yasin dipanjatkan doa, setelah itu ditutup dengan tausiyah yang isinya seputar faedah Nisfu Sya’ban. Terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu, ibu-ibu membagikan kue Bongko yang terbuat dari tepung beras diisi gula merah dibungkus daun pisang. Setelah itu anak-anak keliling kampung dengan membawa lampion atau obor bambu dan yang agak gede main sepak bola api, macam hellowennya amriklah. Begitulah suasana di kampungku Saripan Jepara, sebuah kota kecil di pesisir utara pulau Jawa, cuma sayang tahun ini ndak banyak yang jualan lampion karena pada mremo julan bendera.

Menjelang jam 3 pagi, berkumandang suara istigfar dari masjid dan musholla untuk mengajak orang-orang melaksanakan solat gerhana. Baru ingat aku kalo sholat gerhana rukuknya dua kali setiap rekaatnya, maklum aja pemales. Lama juga gerhananya, aku ketiduran, jadi gak bisa melihat sampai habis.

Peringatan malam 17an berlangsung khidmat seperti biasa, ada renungan 17an, pembacaan doa dan panggung hiburan. Nah, pada tanggal 18 Agustuslah peringatan 17an yang paling rame karena dari pagi sampe sore ada acara karnaval. Pagi hari ada karnaval sepeda hias, siang harinya karnaval mobil hias, dan sore harinya ada karnaval jalan kaki yang paling meriah.

Macem-macem deh tingkah peserta karnaval, ada wayang orang naik sepeda
ada yang naik sepeda sambil merem, yang pake topeng, dan ada yang demo anti polusi

tua muda ikut semuapramuka juga
penonton tumplek bleg memenuhi jalandan ada pedagang minuman makanan yang jualannya habis.
Hari merdeka hari gembira…