Rabu, September 03, 2008

Puasa ke Makassar

Awal puasa kali ini aku mesti jauh dari rumah, sehari sebelum bulan puasa harus segera berangkat ke Makassar. Tapi gak apa-apalah mumpung masih ada yang mau ngasih kerjaan, namanya rejeki kemana aja musti dicari. Akhirnya kesampaian juga aku ke Makassar, setelah beberapa kali singgah hanya untuk transit numpang pipis doang.

Kesan pertama di Makassar adalah macet, terutama pas waktu pulang & berangkat kerja angkotnya hampir nyaingin Bogor, macet. Pembangunan cukup pesat, banyak proyek pembangunan gedung dan infrastruktur lainnya. Yang pasti kalau di daerah Sulawesi, puas banget makan ikan segar. O
iya, di sini kata dengan akhiran “n” dilafalkan dengan “ng”, misalnya kalau bilang “ikan” dilafalkan dengan ikang”.
Sayang aku gak sempet jalan-jalan keliling kota, hanya bolak-balik dari hotel ke tempat kerja aja. Padahal aku pengen nyobain kapurung, makanan khas Makassar yang terbuat dari sagu. Untung nginepnya dekat pantai Losari, jadi lumayanlah kalau lagi overload ke laut aja.
Pantai Losari yang indah menjadi tempat wisata masyarakat yang murah meriah. Di sini kita bisa mancing, renang, naik perahu, ataupun sekedar jalan-jalan. Yang menarik, ada dermaga yang terbuat dari pelampung plastik, jadi selalu bergerak naik turun seiring dengan ombak laut.

Tapi seperti biasa, kita bisa membangun namun susah untuk merawat. Terlihat banyak sam
pah berserakan di pantai dan di laut, padahal di depan pantai jelas terlihat ada himbauan untuk menyelamatkan pantai Losari dengan menjaga kebersihannya.