Selasa, Desember 30, 2008

Lagu Doel Sumbang

Ada temen yang minta lagunya Doel Sumbang, ya udah aku upload aja di 4shared. Nih lagunya:
- Aku Cinta Kamu
- Batu Hiu
- Ema (Edanna Manusia)
- Emen
- Kalau Bulan Bisa Ngomong
- Martini
- Pangandaran
- Rindu Aku Rindu kamu
- Rujit
- Somse
- Talaga Patenggang
- Telaga Warna
- Tono Tini
- Urang Sunda

Jumat, Desember 19, 2008

Brief History of Jepara

Named of Jepara comes from a word originally Tip of Mara, then Jumpara and last becomes Jepara. Jepara means a merchants settlement, which trades to all over area. According to book " New History of Tang Dynasty (618-906 M)" noting that, in the year 674 M, a man so called Yi-Tsing have visited Ho-Ling country or Kaling or Kalingga, which is also referred as Java or Japa. It is believed that the location is at Keling, in Jepara area this time. A woman so called Queen Shima leads this country. Queen Shima is very consistent and strict in leading its people.

But according to a man so called Tome Pires (a Portuguese writer), he wrote in its book " Suma Oriental", Jepara is just recognized by at 15 century ( 1470 M), as a small commerce port, which is just dwelt by 90 - 100 people and led by Aryo Timur. This reside is under governance of Demak. Later Aryo Timur was replaced by his successor, so called Pati Unus (1507-1521 M). Pati Unus tried to develop Jepara as a commerce region/city.

Pati Unus is known as very persistent king, who fought against Portuguese colonization in Malaka (as Nusantara commerce link). After Pati Unus passed away, Falatehan (his brother in-laws) was replaced him as a King (1521-1536). Then in the year 1536, Sultan Trenggono (king of Demak) delivered Jepara kingdom to his son in law, that is Prince Hadiri, the husband of Queen Retno Kencono. But in the year 1549, Aryo Penangsang in effect of coup murdered Prince Hadiri in Demak Empire, just after Sultan Trenggono passed away.

Death of people who loved made Queen Retno Kencono leaving her palace to do penance in Danaraja hill. After killing of Aryo Penangsang by Sutowijoyo, Queen Retno Kencono was getting off from seclusion and constituted to become Jepara Queen with title " NIMAS QUEEN KALINYAMAT". At her period (1549 - 1579), Jepara rapidly grow not only as the main commercial port in Jawa Island, and also as naval basis either. Queen Kalinyamat known to have anti colonization patriotism, this matter is proved with delivered of her battleship to Malaka to batter Portuguese in the year 1551 and 1574. Portuguese people gave her nicknamed as "RAINHA DE JEPARA" or "SENORA DE RICA". It means that the Queen of Jepara is very powerful and rich.

Queen Kalinyamat was also Civilized Carve Art to her people, which now become unique pledge of Jepara economics. The Carve Art of Jepara is collaborated of Majapahit Carving with Patih Bandarduwung carving that coming from Chinese.

In Relation to all of positive aspects, which have been proved by Queen Kalinyamat, so that Jepara become a prosperous country, well known and strength, hence Jepara's birthday took at her inauguration as Jepara queen, the date of 12 Rabiul awal Year 956 H, or April 10, 1549. This inauguration has been marked with Candra Sengkala " TRUS KARYA TATANING BUMI" or "Keep hard working to develop region".

Sekali-kali boleh dong sok posting pake bahasa inggeris, padahal cuman ambil dari sini...

Selasa, Desember 09, 2008

Ada Sate Srepeh di Rembang

Kemarin pas lebaran haji aku mudik ke Jepara, tapi sebelum itu mampir dulu ke Rembang dua hari. Selama ini makanan khas Rembang yang terkenal (yang aku kenal) kan lontong ayam tuyuhan, nah kali ini aku nyobain sate ayam srepeh. Satu porsi sate ayam srepeh biasanya dilengkapi dengansatu piring nasi putih dengan sayur tahu dengan irisan cabe rawit, sementara satenya disiram bumbu merah dengan rasa rempah-rempah yang kental, sekilas mirip sate Padang. Penampilan nasinya mirip nasi gandul khas pati, bedanya kalau di Rembang dialasi daun jati, sedangkan nasi gandul Pati dialasi daun pisang. Sedep banget rasanya, apalagi kalo “keceplus” cabe rawit terus minum teh panas, langsung kemringet.

Di Rembang aku nginep di hotel Kencana. Lokasinya strategis banget, di jalan raya antar provinsi pas di depan kantor Bupati Rembang, ke pantai Kartini tinggal jalan 10 menit. Tarif dan fasilitasnya lumayan baiklah untuk ukuran kabupaten, ada AC, TV, air panas, kulkas, sarapan, plus buah segar. Kurangnya cuma TV kabel & hotspot aja, malah di kamar mandinya ada dua showerjet dengan jejer di kiri kanan yang sama-sama berfungsi, mungkin yang kanan untuk laki-laki dan yang kiri untuk perempuan?

Nah kalau di Rembang jangan lupa nyari sirup buah Kawisto, buah khas Rembang dengan aroma yang segar. Cocok banget diminum siang hari dengan es batu.

Senin, Desember 01, 2008

Bandara Sultan Hasanudin

Makassar punya bandara baru! Yang ini lebih canggih, lebih luas, dan relatif lebih nyaman. Bangunannya mirip hanggar pesawat, tersusun dengan material dari baja dan kaca membuat membuat bangunan ini tampak modern. Bagus juga bandara ini, tempat parkirnya lapang, ruangannya tinggi, mushollanya luas, konter check in dan toko sovenirnya banyak, dan kamera keamanan besar-besar terpasang disana-sini. Bandara ini baru beroperasi sekitar awal tahun ini. Dulu pada saat diresmikan hanya ada tulisan “Hasanuddin Makassar”, gak tau siapa yang protes, pada saat aku datang tulisan itu sedang dirubah menjadi “Sultan Hasanuddin Makassar”.

Sebagaimana layaknya bandara baru, disana-sini masih terlihat sedikit perbaikan, keamanan masih ketat, detektor logamnya aktif banget, dan terlihat banya petugas kebersihannya disana-sini. Hampir semua orang yang lewat detektor logam tidak bisa langsung lolos, mesin itu langsung teriak2, meskipun ketika diperiksa ulang oleh petugas keamanan gak ditemukan apa-apa. Begitu mau saat mau naik ke pesawat, KTP diperiksa ulang untuk dicocokin dengan tiket dan boarding pass. Semoga ketertiban ini bisa tetep terjaga, kan untuk keamanan kita juga.

Tapi (hmmm, mulai nyela nih), pintu keluar ruang tunggu keberangkatan gak dijaga, jadi orang bisa gampang keluar masuk. Sopir garbatalanya juga terlihat kurang terlatih, beberapa kali maju mundur baru pas dengan pintu pesawat. Bahkan ketika aku datang terpaksa harus turun lewat tangga belakang karena garbatalanya tidak bisa terpasang dengan tepat. Nah satu lagi, kamar kecilnya bener-bener kecil dan krannya sudah ada yang rusak ato bocor, jadi bagi yang tubuhku yang oversize agak susah bermanuver di kamar kecil.

Kalo hal-hal kecil tadi diperbaiki, bisa jadi akan membuat bandara ini semakin nyaman…

Jumat, November 07, 2008

Walking-walking to Jatim

Dua bulan terakhir ini aku mondar-mandir ke Jawa Timur, mulai dari Kediri, Malang, mudik lebaran, trus habis lebaran lanjut lagi ke Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Aku dan teman-teman ke Kediri naik kereta Gajayana. Pas waktu buka puasa sekitar jam enam sore pramugaranya seperti biasa asik jualan kolak, teh manis, dan nasi goreng. Begitu selesai waktu buka puasa sekitar jam setengah tujuh, barulah diedarkan makan malam jatah penumpang. Ketika di protes pramugara dengan enteng bilang “kita hanya ngejalanin, kalo mo komplain ke KA aja pak.”. Lain banget perlakuannya waktu naik Garuda pas mau mudik, dari awal snack sudah disiapkan dan ketika sudah waktu buka diinformasikan oleh pilot. Begitu sampai stasiun Jogja, temen sebelahku kaget banget karena tasnya terasa enteng, ternyata notebook, hape, dan dompetnya hilang. Untung malingnya baik hati karena masih ninggalin uang Rp10.000, KTP, dan tiket pesawat pulang.

Ada kejadian memalukan waktu aku nginep di hotel Grand Surya kediri, ketika naik lift gak bisa langsung ke atas, mentok di lantai 2 aja. Bolak-balik keluar masuk lift tidak mau bergerak juga, akhirnya baru tau kalo mau ke atas harus diakses dengan kartu kunci kamar, itupun hanya bisa berhenti di lantai tempat kita nginep aja. Emang lebih aman sih, tapi agak merepotkan ketika ada temen yang berkunjung atau kita mau main ke kamar temen yang lain lantai. Ada juga kejadian memalukan yang lain, temen di kamar sebelah marah-marah karena gak dibangunin makan sahur, eh ternyata bel pintunya gak bunyi karena tombol “don’t disturbnya” ditekan, padahal dia sudah ditelepon dan pintu kamarnya sampai digedor-gedor.

Di kediri kita keliling sampai ke makam bos Gudang Garam yang barusan meninggal, cerita orang-orang yang melayat dapat angpau dan sarung. Selain itu ada menara LDII yang karena saking tingginya
dapat terlihat dari seluruh penjuru kota, yang konon katanya mirip menara masjid Madinah. Sebelum itu sempat juga ke Malang sebentar, setelah makan bakso malang dan dapat keripik buah Wicaksono, balik lagi deh ke Kediri.

Nah setelah mudik lebaran aku ke Surabaya, tapi nginepnya di Sun City Sidoarjo. Maunya sih nyobain hotel baru, tapi sayang ada salah komunikasi dengan pihak hotel. Kita sudah masuk rencananya mau nginep 2 minggu, tapi baru 3 malam sudah diusir dengan alasan sudah ada pihak lain yang duluan booking. Mbok ya kalau sudah ada yang booking diinformasikan dari awal, jangan mendadak pagi-pagi ketika mau jalan baru dikasih tau harus keluar hotel siang hari itu juga.


Kalau sudah di Sidoarjo, tentu saja tak ketinggalan melihat melihat lumpur Lapindo. Sangat menyedihkan melihat langsung rumah-rumah dan pabrik yang terendam lumpur. Salah satu yang terkena dampak tidak langsung dari bencana lumpur Lapindo adalah pengrajin kulit Tanggulangin yang lokasinya lumayan jauh dari lokasi bencana, namun omsetnya menurun drastis karena dikira pembeli ikut terendam lumpur. Sementara yang oleh media sering diekspos media terendam lumpur adalah perumahan Tanggulangin Sejahtera, bukan lokasi kerajinan kulit. Namun ada juga orang yang kreatif mengubah lokasi bencana menjadi lokasi wisata, misalnya dengan menarik parkir mobil Rp20.000,- atau dengan menawarkan ojek keliling lokasi bencana dengan biaya Rp30.000,-.

Juma’t pagi aku pulang dari Surabaya naik bis. Begitu sampai Sarang kabupaten Rembang bis berhenti menunggu Jum’atan usai karena jalanan digunakan untuk sholat. Karena masjid sudah tidak mampu menampung jamaah, maka banyak yang melangsungkan sholat di tengah jalan…

Jumat, Oktober 10, 2008

Gratisan

Setelah libur lebaran dan 10 hari males-malesan di rumah, kehabisan duit, akhirnya mau gak mau harus kerja lagi. Sampai ditempat kerja langsung salam-salaman dengan temen-temen dan bos, trus buka imel deh, wadduh ternyata internetnya mati! Setelah dua hari ngedumel akhirnya internetnya bisa jalan lagi dan cepet banget! Mungkin karena yang make masih sedikit.

Akhirnya tiga hari ini kerjaannya download lagu-lagu, ebook & file-file gratisan lainnya ukuran besar. Sebenarnya pengen juga sih buru-buru nulis lagi, tapi kok ya muales buanget. Kebetulan pas liburan aku lagi nonton filemnya hugh grant dan drew barrymore yang ada lagunya way back into love, akhirnya pas masuk kantor langsung nyari lagu itu dan lagu-lagu soundtrack film lainnya macam It's Amazingnya Sex & The City, Homenya Michael Buble, Come That Maynya Nicole Kidman, Donna donnanya GIE dan satu lagu lama Kiss by Kiss dari Emilia.

Selain itu aku juga dapet komik Pak Janggut yang dulunya sisipan majalah Bobo dan ketiga bukunya Andre Hirata, yaitu laskar pelangi, sang pemimpi, edensor-1, edensor-2, edensor-3. Khusus untuk Edensor emang dapetnya dipisah jadi tiga file. Yaah lumayanlah baca-baca komik sambil dengerin lagu...

Oiya lupa,
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H.
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
{maafnya bergaransi seumur hidup ya}.

Rabu, September 03, 2008

Puasa ke Makassar

Awal puasa kali ini aku mesti jauh dari rumah, sehari sebelum bulan puasa harus segera berangkat ke Makassar. Tapi gak apa-apalah mumpung masih ada yang mau ngasih kerjaan, namanya rejeki kemana aja musti dicari. Akhirnya kesampaian juga aku ke Makassar, setelah beberapa kali singgah hanya untuk transit numpang pipis doang.

Kesan pertama di Makassar adalah macet, terutama pas waktu pulang & berangkat kerja angkotnya hampir nyaingin Bogor, macet. Pembangunan cukup pesat, banyak proyek pembangunan gedung dan infrastruktur lainnya. Yang pasti kalau di daerah Sulawesi, puas banget makan ikan segar. O
iya, di sini kata dengan akhiran “n” dilafalkan dengan “ng”, misalnya kalau bilang “ikan” dilafalkan dengan ikang”.
Sayang aku gak sempet jalan-jalan keliling kota, hanya bolak-balik dari hotel ke tempat kerja aja. Padahal aku pengen nyobain kapurung, makanan khas Makassar yang terbuat dari sagu. Untung nginepnya dekat pantai Losari, jadi lumayanlah kalau lagi overload ke laut aja.
Pantai Losari yang indah menjadi tempat wisata masyarakat yang murah meriah. Di sini kita bisa mancing, renang, naik perahu, ataupun sekedar jalan-jalan. Yang menarik, ada dermaga yang terbuat dari pelampung plastik, jadi selalu bergerak naik turun seiring dengan ombak laut.

Tapi seperti biasa, kita bisa membangun namun susah untuk merawat. Terlihat banyak sam
pah berserakan di pantai dan di laut, padahal di depan pantai jelas terlihat ada himbauan untuk menyelamatkan pantai Losari dengan menjaga kebersihannya.

Selasa, Agustus 26, 2008

Keyboard Angka

Setelah mengalahkan dan mengusir rasa malas yang sudah lama jadi temanku, akhirnya kesampaian juga beli keyboard angka. Itupun sekalian nganterin adikku yang mo pulang kampung ke terminal Lebak Bulus, jadi sambil nungguin bis berangkat mampir sebentar ke Poin Square. Sudah setengah tahun aku pengen banget beli keyboard angka ato apapun istilahnya, sudah pegel banget disuruh ngitung angka sampe 14 digit hanya dengan ngandelin 10 deret angka pada barisan atas keyboard laptop.

Karena gak tau apa nama yang umum dipakai, susah juga waktu nyari keyboard angka ke toko komputer. “Itu lho mbak, keyboard yang angka doang, ukurannya kecil, kayak kalkulator”, setelah ngomong begitu barulah si mbak yang jaga toko tau maksudku. Kalo pas barangnya dipajang di display sih enak, tinggal nunjuk dan nanya “mbak, itu berapa harganya?”.

Banyak juga model dan harga keyboard angka, tiap toko harganya beda2.
Toko A : merk Logitech, koneksi wireless, harga 450ribu (mahal, nawar 150ribu gak dikasih)
Toko B : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 150ribu (ditawar turun jadi 90ribu)
Toko C : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 70ribu (ditawar turun jadi 60ribu)
Toko D : merk Keyboard, koneksi USB/PS/2, harga 50ribu, garansi toko seminggu (ditawar turun jadi 35ribu)

Setelah keluar masuk empat toko akhirnya aku beli di toko D, ternyata di kemasan dan di kuitansi keyboard angka ditulis dengan sebutan minipad. Sekarang kerjaan jadi cepet selesai & masih ada sisa waktu untuk iseng2 berhadiah.

Rabu, Agustus 20, 2008

17 Agustus 2008

Agak telat yah nulis tentang 17an, tapi ndak apa-apalah daripada tidak. Peringatan 17an tahun ini istimewa sekali, karena 17an kali ini bertepatan dengan hari Nisfu Sya’ban dan gerhana bulan. Jadi semaleman penuh ada lek-lekan (begadang) untuk memperingati tiga acara itu.

Di kampungku, Nisfu Sya’ban yang berarti pertengahan bulan Sya’ban ato tanggal 15 bulan Sya’ban yang oleh orang Jawa biasa disebut dengan bulan Ruwah diperingati dengan membaca surat Yasin 3kali dimasjid dan musholla secara berjamaah. Setiap selesai membaca Yasin dipanjatkan doa, setelah itu ditutup dengan tausiyah yang isinya seputar faedah Nisfu Sya’ban. Terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu, ibu-ibu membagikan kue Bongko yang terbuat dari tepung beras diisi gula merah dibungkus daun pisang. Setelah itu anak-anak keliling kampung dengan membawa lampion atau obor bambu dan yang agak gede main sepak bola api, macam hellowennya amriklah. Begitulah suasana di kampungku Saripan Jepara, sebuah kota kecil di pesisir utara pulau Jawa, cuma sayang tahun ini ndak banyak yang jualan lampion karena pada mremo julan bendera.

Menjelang jam 3 pagi, berkumandang suara istigfar dari masjid dan musholla untuk mengajak orang-orang melaksanakan solat gerhana. Baru ingat aku kalo sholat gerhana rukuknya dua kali setiap rekaatnya, maklum aja pemales. Lama juga gerhananya, aku ketiduran, jadi gak bisa melihat sampai habis.

Peringatan malam 17an berlangsung khidmat seperti biasa, ada renungan 17an, pembacaan doa dan panggung hiburan. Nah, pada tanggal 18 Agustuslah peringatan 17an yang paling rame karena dari pagi sampe sore ada acara karnaval. Pagi hari ada karnaval sepeda hias, siang harinya karnaval mobil hias, dan sore harinya ada karnaval jalan kaki yang paling meriah.

Macem-macem deh tingkah peserta karnaval, ada wayang orang naik sepeda
ada yang naik sepeda sambil merem, yang pake topeng, dan ada yang demo anti polusi

tua muda ikut semuapramuka juga
penonton tumplek bleg memenuhi jalandan ada pedagang minuman makanan yang jualannya habis.
Hari merdeka hari gembira…

Senin, Juli 21, 2008

Sovenir Antik

Aku habis pulang kampung, dan seperti biasa jadwal wajibnya keliling nyamperin temen2 yang lama gak pernah ketemu. Sudah biasa kalo dan sudah pada tau kalo Jepara adalah kota ukir yang banyak orang jualan meja kursi dan lemari ukir. Nah pas aku main ke tempat temanku yang namanya Eswal Waluyo, aku baru tua kalo dia mencoba berkreasi menggunakan kayu jati yang dianggap limbah. Dan hasilnya, suatu produk yang tidak biasa! Produk bernilai seni tinggi dengan harga terjangkau. Misalnya ini nih, macam macam meja rias, meja kerja, bangku, dan meja bar.
Ato yang ini asbak, tempat lilin, bango pacaran, serta sovenir lainnya.
Kalo yang seneng barang gede2 ada juga patung kuda, timba, dan gajah makan kelapa serta tidak lupa papan nama.
Nah bagi temen yang seneng barang antik, pas bener kalo mencoba melihat-lihat barang2 itu. Dijamin tidak akan menemukan barang yang sama persis, paling- paling mirip.

Yang tertarik, kontak aja aku ato nomor telpon itu.

Minggu, Juli 20, 2008

Musim Kawin

Hwarakadah, bulan ini banyak banget undangan kawin. Komplit, ada yang dalam kota, luar kota, maupun antar kota antar provinsi. Seneng juga sih melihat anggota Geng Ijo Lumut (ikatan jomblo lucu dan imut-imut) sudah pada lulus melaksanakan perintah Rosul. Cuma sayang aku gak bisa mendatangi semua undangan acara kawinan teman-teman. Maaf aja terutama untuk teman-temen yang rumahnya jauh atopun acaranya bareng dengan acara lain, aku sudah bener-bener tak berdanya.

Untuk temen-temen yang sudah pada lulus itu mbok ya jangan terlalu sering nanyain pertanyaan wajib pada anggota geng ijo lumut yang masih aktif, misalnya nanyain:
“kok sendirian?”
“datang dengan siapa?”
“nyari siapa sih?”
“kapan nyusul?”
“jangan sibuk nolak dong!”
“undangannya mana?”
“nungguin siapa?”

Kan temen-temen udah pada tau ato paling tidak pernah ngalamin, bahwa ngejawab pertanyaan itu susah banget dan ngebingungin apakah mesti jujur tapi nyesek ato bohong tapi smakin nyesek.

Mbok ya jangan cuma nanyain doang, kasih dong saran dan usulan yang dapat direalisasikan. Kalo perlu dituntun dan diarahkan agar dapat melaksanakan saran itu.

He he he, maunya…

Rabu, Juni 25, 2008

Kasih


Saat ini ku sendiri
Rindukan kehadiranmu disini
Karena semalam ku bermimpi
Mimpi yang mengharuskan mandi dini hari.

Oh, Kasih.
Saat ini waktu yang tepat tuk curahkan imajinasi
Ditemani lantunan lagu Padi
dan segelas ginseng kopi
gak lupa Autan digosok pada betis yang seksi.

Oh, Kasih.
Rasakanlah refleksi ungkapan rindu di hati
Yang mengalir lewat ketikan kibor window ekspi
Walaupun aku ngetiknya harus nunggu sampe kantor
sunyi
Nyogok rokok satpam biar dibukain pintu ruang
redaksi.

Oh, Kasih.
Ngertilah keadaanku di sini
Yang gak bisa janjikan kebahagiaan materi
Soalnya ku gak pernah dapet togel karena pantang
berjudi
Yang kuharap hanya kedatangan Mister Easy Money.

Oh, Kasih.
Apakah kiranya kau sudi
Jika kita break komunikasi
Untuk sementara kita pake telepati
Bebas pulsa, bebas roaming, dan ngirit pasti.

Oh, Kasih.
Biarlah waktu sebulan kita saling introspeksi
Sekaligus mencari ketenangan dan kedamaian sejati
Meski gak harus kayak perdamaian Indonesia-GAM di
Helsinky
Atau kayak kedamaian yang dirasain Reza di padepokan
Gatot Brajamukti.

Oh, Kasih.
Apakah kau gak sadari
Puisi ini dari tadi pake huruf "i"
Lama-lama susah juga deh, ih.


Penulis: Arham Kendari
*Puisi aneh kiriman seorang teman via imel, bukan dari bang Arham langsung*

Selasa, Juni 24, 2008

Awan

Di pagi hari
Di sore hariDi atas awan
Ditembus matahari
Di atas gunung
Di kaki langit
Tapi ingat kawan
Kita harus tetap berpijak di bumi
Kita tidak mungkin berdiri di atas awan



*kecuali supermen*

Minggu, Juni 22, 2008

Kacamata Seminggu

Genap seminggu aku pake kacamata. Enak juga ternyata, rasanya seperti orang baru bisa baca. Apa aja tulisan di jalan dibaca semua, mulai dari spanduk, baliho, penunjuk jalan, plat mobil, stiker, tulisan di kaos, nama di baju pak polisi, dan daftar harga martabak telor. Selain itu rasanya semua orang tersenyum padaku.

Tiga tahun yang lalu aku tau kalo mataku minus karna iseng2 nyobain periksa mata gratis di kantor. Karna baru minus seperempat aku cuekin aja, toh rasanya belum terlalu mengganggu. Tapi ketika dua minggu yang lalu aku ikutan tes mata lagi (lagi-lagi gratisan), ternyata minusnya sudah jadi satu seperempat. Kaget bener aku sampe tidak percaya dan minta dites ulang. Ternyata minusnya memang sudah satu seperempat. Dengan penuh rasa dendam menyala- akhirnya dan mengorbankan sebagian uang makan akhirnya aku pesen kacamata warna ijo lumut.

Pantes aja kalo pas kuliah duduknya dibelakang tulisan di papan gak kebaca, ato kadang-kadang salah keluar pintu tol gara-gara telat baca tulisan di papan penunjuk jalan, ato sering dikira sombong gara-gara gak ngenalin muka teman di jalan.

Pertama kali make kacamata ada rasa aneh tidak nyaman. Perasaan agak malu karena sudah segede ini baru pake kacamata. Sampai sekarang sih masih terasa agak aneh, makanya kalo lagi kerja kacamatanya aku lepas. Kalo naik mobil ato motor pake kacamata sudah terasa nyaman, tapi kalo jalan kaki agak jauh masih agak kikuk, rasanya jalanan ikut bergoyang-goyang. Semoga aja minusnya gak nambah-nambah lagi, apalagi kalo bisa sembuh total.

Kamis, Juni 19, 2008

Pagi-pagi

Huh, pagi-pagi baru mo berangkat kerja udah liat pemandangan gak sedap. Sebenarnya biasa sih di pasar Ciputat angkot ngetem di tengah jalan, jadi mobil gak bisa nyalip dari kiri atopun dari kanan. Dan biasa juga kalo hal itu menimbulkan kemacetan baik mobil maupun motor. Dan sudah biasa kalo ada pengguna jalan yang agak emosi.

Nah, ada salah satu bikers yang gak bisa nahan emosi dan menggedor pintu angkot itu. Bagus juga efeknya, angkot itu jalan lagi dan jalan macet jadi lancar kembali.

Eeeh ternyata angkot itu gak sekedar jalan, tapi jalannya ngebut sambil membunyikan klakson dan sopirnya teriak-teriak memaki dan mengejar bikers yang barusan menggedor pintu angkotnya. Karena jalan masih tersendat sopir angkot itu turun dan lari mengejar bikers tersebut. Akhirnya sopir angkot itu mendorong bikers tersebut dari motornya dan memukulinya. Untungnya bikers tadi tidak membalas dan langsung pergi meninggalkan sopir angkot itu, jadi urusannya gak tambah panjang.

Jadi gak tau nih kalo sudah begini siapa yang salah siapa yang benar. Bukannya sudah biasa angkot ngetem di tengah jalan? Sudah biasa juga kan kalo jalan macet? Dan kalo ada pengguna jalan yang emosi kan juga biasa? Tapi kenapa harus ada yang gedor-gedor, marah-marah, dan pukul-pukulan?

Kata orang sih kepala boleh panas tapi hati tetap dingin, ato hati panas tapi kepala dingin? Bisa gak ya?

Sepertinya susah.

Sabtu, Juni 07, 2008

Explore West Sumatera 2008


Hotel di Padang penuh!!! Saat ini susah bener nyari 3 kamar hotel di Padang, apalagi kalau tidak membooking jauh-jauh hari sebelumnya. Kalaupun ada 3 kamar, paling cuma untuk dua tiga malam. Apa boleh buat, akhirnya selama seminggu pertama pindah hotel tiga kali.

Itu mungkin akibat program Explore West Sumatera 2008 yang sedang dilaksanakan pemerintah provinsi Sumatera Barat untuk mendukung Visit Indonesia 2008. Kegiatan ini didukung oleh pemkab dan pemkot di Sumbar dengan mengadakan kegiatan pekan wisata, antara lain di Kota Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Agam, Solok, Sawah Lunto, & Mentawai. Apalagi pas bertepatan dengan kegiatan Sumatera International Fair II 2008 yang berlangsung hari Sabtu dan Minggu 31-5-07 s.d. 1-6-07 di Padang yang dibuka oleh Menbudpar Jero Wacik.

Tidak lengkap rasanya kalo ke Padang tanpa ke Bukit Tinggi. Setelah muter kota liat-liat obyek wisata, tibalah saat yang ditunggu-tunggu yaitu makan siang. Sebagai orang yang sudah ketauan doyan makan, acara makan berlangsung khidmat dan lama mulai dari bubur kampiun, nasi kapau, lemang plus duren, es ampiang dadih, belut goreng dan tidak lupa sorenya mampir ke sate padang Pak Syukur. Ada yang aneh ketika lewat kota Padang Panjang, di pinggir jalan terdapat rumah makan masakan padang besar dengan tulisan “SIMPANG RAYA BOGOR-CABANG BOGOR”. Tenyata masakan padang aslinya ada di Bogor!

Habis makan, perjalanan dilanjutkan ke balai kota Bukittinggi. Kantor balai kota berdiri megah di atas bukit. Di sebelah kanannya berdiri perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang tidak kalah megahnya. Menyenangkan, banyak koleksi buku, novel, komik, majalah dan koran. Tempatnya adem, bersih, dan luas. Sayangnya tidak ada angkutan umum yang sampai di depan perpustakaan, bagi yang tidak memiliki kendaraan dari bawah bukit harus jalan kaki ke atas sekitar 200 meter sehingga, agak menyulitkan memang. Hmm.. kalo ada angkutan gratis yang mengangkut penumpang bolak-balik dari bawah ke atas enak kali ya?

Setelah seminggu pindah-pindah hotel, akhirnya dapat juga hotel yang sesuai sampai waktunya pulang. Pulang…

Senin, Mei 26, 2008

Tentang Radiasi Optical Mouse

"Kenyamanan optical mouse ternyata mempunyai efek samping yang berbahaya. Tiga tahun semenjak peluncuran pertama optical mouse oleh microsoft, telah ditemukan ribuan kasus kelainan pada jaringan tangan akibat radiasi yang dipancarkan mouse. Optical mouse bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi ke permukaan di bawahnya. Frekuensi yang digunakan jauh lebih tinggi dari pada pada handphone."

Mungkin sudah pada sering baca tulisan itu ya? Dari hasil konsultasi dengan mbah google dengan keyword "radiasi optical mouse", ternyata banyak temen2 blogger yang meng-kopi-paste artikel itu, misalnya:
1. sono
2. sini
3. situ
4. sana
5. itu
6. inu
7. iku
8. itutuh
9. ini
10. dia
11. dikau
12. inidia
Namun sayangnya hanya sini dan ini dan inidia yang menyebutkan sumber tulisannya.

he he he dan ha ha ha malah membuat artikel tersebut sebagai contoh "hoax" dengan ulasan yang mirip. Entah itu artikel betulan hoax ato kebetulan saja, tidak tahu juga.

Bagus juga infonya dan mungkin bermanfaat bagi kita semua. Namun apakah etis kita mengkopi paste tulisan orang begitu saja? Kalo tulisan saya yang dikopi paste mungkin yang saya rasakan adalah bangga dan seneng karna ada yang mau meliriknya, tapi apa orang lain juga merasakan hal yang sama. Mungkin kita punya pendapat masing-masing tentang itu. Tetapi secara ilmiah, bukankah kita tidak dibolehkan menjiplak karya orang tanpa ijin. Bahkan mempublikasikan karya yang sama pada lebih dari satu media massa dianggap melanggar kode etik pers. Paling tidak dimodifikasi sedikitlah tulisan itu untuk menunjukkan kreatifitas kita.

Bukan maksud saya menuduh temen-temen sebagai penjiplak ato tukang kopas, hanya kebetulan aja blognya oleh mbah google dirujuk dihalaman pertama dan seterusnya. Masih lebih banyak kok karya temen-temen yang orijinal. Ini terutama lebih untuk mengingatkan saya agar menghargai hasil karya jerih payah orang lain, minimal dengan menulis sumbernya. Maaf kepada semua teman2 yang saya kutip karyanya. Ini hanya sekedar uneg2 tidak penting, boleh percaya ato tidak.

Kamis, Mei 01, 2008

JaMiDoNg

Ya iya laah
Masak ya iya dong
Dari dulu namanya Mulan Jameelah
Bukan Mulan Jamidong

Begitu kata penyiar radio kemarin pagi..

Minggu, April 20, 2008

Super Brengsek di Jalan Raya

Mau tau siapa yang patut dianugerahi julukan Super Brengsek di Jalan Raya? Bukan sopir angkot, mikrolet, metromini, bahkan bajaj sekalipun. Ternyata yang paling pantas mendapat julukan terhormat itu adalah pengendara sepeda motor. Bener, ini adalah fakta setelah melihat, mengalami, dan tentu saja (sering) melakukan sendiri.

Angkot yang dituduh sebagai biang kemacetan karena sering berhenti mendadak dan ngetem pararel ternyata gak bisa 100% disalahkan. Sopir angkot ternyata sudah menjalankan SOP (Standar Operating Procedure) sesuai ketentuan hasil diklat mengemudi angkutan umum (bener ada gak sih?). Faktanya kelakuan sopir angkot di Jakarta, Bandung, Bogor, Makassar, Medan, Lombok, Kendari, Semarang, Surabaya dan di seluruh kota di Indonesia seragam!

Gak percaya kalo pengendara sepeda motor pantas mendapat sebutan itu? Nih buktinya:

  • Pengendara motor selalu nutup jalan meskipun gak muat, terutama motor yang mboncengin barang gede. Kalo bajaj, dia langsung minggir ngasih jalan setelah tau gak ada celah yang muat buat dirinya.
  • Pengendara motor seringkali gak tau secara persis ukuran bodi motornya, terutama yang dipasangi kotak barang dibelakangnya. Kalo belok ato nyalip kotaknya sering nyenggol orang lain, nyangkut spion mobil, bahkan jatuh terlepas setelah senggolan.
  • Pengendara motor suka menggunakan trotoar! Ini cuplikan obrolan pagi tadi yang terjadi antara pengendara motor dan pejalan kaki di trotoar sempit di jalan Sutan Syahrir Menteng:
kaki : turun!
motor : fxy#i@uxv$!*
kaki : turun!!
motor : y#i@uxv$!*fx (sambil buka kaca helm)
kaki : turun!!!
motor : i@uxv$!* fxy#
kaki : turun! Ini buat pejalan kaki.
motor : uxv$!* fxy#i@ (turun ke taman dan membiarkan pejalan kaki lewat)
kaki : bagaimana bangsa ini bisa beres kalo kelakuan orang2 kayak gitu!
  • Pengendara motor sering gak tau fungsi spion (kebanyakan di luar jawa). Kalo diklakson dari belakang bukannya ngelirik spion dan minggir, malah langsung noleh ke belakang.
  • Pengendara motor menyebabkan macet total pas hujan deras karena berteduh di bawah jembatan layang dan di terowongan bypass. Tapi bisa juga karena mobil mogok ding..
  • Pengendara motor gak mau ngasih kesempatan orang ato kendaraan lain nyebrang. Jadinya malah tambah macet karena dari dua arah sam-sama gak bisa jalan. Coba ngalah aja dikit kasih jalan untuk dua ato tiga orang nyebrang.

Tulisan ini didukung dengan data yang tidak akurat dan analisis subjektif dan independen. Hasilnya tentu saja boleh dipercaya ato tidak.

Rabu, April 16, 2008

Malu Aku

Kemarin aku dan teman sekelas ditraktir makan-makan ama temen yang syukuran karena lulus ujian tesis di restoran Korea Paregu dekat Masjid Pondok Indah. Itu tuh yang jualan yakiniku dan shabu-shabu. Sebenarnya yang nraktir Cuma satu orang yaitu pak Heru, tapi ada temen satu lagi yang sudah lulus tesis yaitu pak Teraju. Karena baru pertama kali masuk restoran Korea yang masak-masak sendiri, gak tau aku harus ngapain. Akhirnya ya dimulai dengan yang gak pake masak, yaitu semangka, pangsit dan combro! Baru tau aku kalo ada combro di restoran korea! Untung mas-mas yang pada kerja disitu banyak membantu memasakkan sekaligus ngasih tau cara makannya. Hmm enak juga masakan korea, tapi dasar lidah jawa yang paling enak ya cuma bakso dan daging bakar. Bener juga malu bertanya kelaparan…

Tapi bukan itu yang membuat aku malu.

Bukan soal aku yang doyan makan, terutama yang gratisan, atopun karena nambah berkali-kali sampai kuah dalam panci kering kerontang, bukan itu. Kalo soal itu temen-temen sudah pada tau, paling mereka cuma komentar “dasar gendut”. Aku malu karena mereka yang sudah jadi bos dengan segala kesibukannya aja bisa menyelesaikan tesis tepat waktu, lha aku kok masih berhenti di judul doank. Saluuuuut buat pak Heru dan pak Teraju.

Ayo semangat, mulai lagi nulis serius, kurangi browsing-browsing dulu, kejar deadline ujian, jangan sampai kalah dengan temen-temen yang lain, jangan males-malesan, sehari cukup sekali buka imel, sekali buka blog, eiiit, jangan buka blog dulu ntar malah buka-buka yang lain lagi.

Tapi apa bisa???
Bisa donk, dan harus bisa. Mau jadi tambah malu?
Terima kasih pak Heru tuk makan-makannya, kapan-kapan lagi ya!
Yang lain boleh juga kok undang aku kalo lagi syukuran.

Kamis, April 03, 2008

Batam ooo Batam

Begitu turun di bandara Hang Nadim Batam, buru-buru aku ambil troli untuk mengangkut koperku dan teman-teman. Ups troli macet, rodanya gak mau bergerak, ambil troli yang lain macet juga. Setelah dipelototin beberapa saat, aku baru ngeh kalo ternyata troli di Batam lebih canggih daripada di Bandara lain di Indonesia. Trolinya punya mekanisme pengeraman, baru bisa jalan setelah menekan pegangan troli ke bawah. Jadi gak seperti troli di bandara lain yang kadang suka nyelonong sendiri kalo ditinggal di tempat yang tidak rata.

Pengembangan Pulau Batam terbagi dalam beberapa periode. Periode pertama yaitu tahun 1971-1976 dikenal dengan nama Periode Persiapan yang dipimpin oleh Dr.Ibnu Sutowo. Periode kedua adalah Periode Konsolidasi (1976-1978) dipimpin oleh Prof.Dr.JB.Sumarlin. Setelah itu adalah Periode Pembangunan Sarana Prasarana dan Penanaman Modal yang berlangsung selama 20 tahun. Yaitu tahun 1978-1998, yang diketuai Prof.Dr.BJ. Habibie. Kemudian sejak tahun 1998 sampai sekarang, dibawah kepemimpinan Ismeth Abdullah dinamakan Periode Pengembangan Pembangunan Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan. Pada masa kepemimpinan Habibie, tatakota Batam sangat teratur dengan pembagian lokasi-lokasi untuk perkantoran, industri, dan perumahan yang jelas dan terarah. Namun pada saat ini pembangunan bercampur baur tidak jelas lagi tergantung kemauan pemilik modal, bahkan tidak sedikit ruko yang setengah jadi mangkrak tidak terawat. Terlihat beberapa bangunan yang menjadi lanscape kota Batam seperti masjid raya Batam dan Jembatan Barelang yang kurang terawat, bahkan beberapa karet pelindung kabel baja pada jembatan Barelang hilang sehingga rawan korosi. Seperti biasa kita mampu membangun namun tidak mampu merawat.

Di kawasan Nagoya yang terkenal sebagai pusat belanja banyak hotel dengan tarif bervariasi dari kelas melati sampai bintang empat komplit dengan cewek-cewek yang memakai rok sejengkal di atas lutut. Tapi masih ada pilihan lain bagi warga muslim yang merasa khawatir dengan image dan makanan yang disediakan hotel, yaitu dengan menginap di Pusat Informasi Haji (PIH) di daerah Engku Putri. PIH yang terletak di dekat asrama haji dan masjid raya Batam menyediakan penginapan dan pelayanan sekelas hotel bintang tiga dengan tarif mulai 200ribuan permalam, fasilitas internet kecepatan tinggi disediakan bebas melalui hotspot yang bisa diakses di setiap lantainya. Sayangnya image Batam yang sebelumnya terkenal surga belanja sekarang mulai luntur karena harga-harga barang elektro dan fashion mulai naik tidak berbeda jauh dengan harga Jakarta. Tapi kalo mau cari sampah (barang bekas) Singapura masih banyak.

Sudah biasa kalau di warung padang piring disusun di tangan kanan dan kiri. Tapi di RM Bundo Kanduang Batam, 21 piring lauk disusun dalam bentuk piramid terbalik dan dibawa satu tangan. Banyak juga pujasera yang menyajikan beraneka ragam seafood di ruang terbuka ala hongkong, komplit dengan pelayannya yang berpakaian ketat. Hal ini ditunjang dengan cuaca Batam yang panas jarang hujan, meski disebagian pulau Jawa dan Sumatera sedang Banjir. Bagi yang ingin masakan khas melayu, bisa mencoba ikan sembilang asam pedas di daerah Tanjung Riau. Ikan sembilang mirip lele tapi hidup di laut.

Ada banyak lokasi wisata alam di Batam, antara lain jembatan Barelang, Pantai Melur, pulau Galang tempat kamp pengungsi Vietnam, patung raksasa Dewi Kwan Im di Tanjung Pinggir dan lain-lain. Yang pasti setelah tiga minggu di Batam badan tambah gendut dan makin item.

Senin, Maret 03, 2008

Pulang

Akhirnya pulang,
Capek,
Mo marah,
Macet lagi,
Hujan lagi,
Naik motor lagi,
Mata merah kena asap,
Hidung kering,
Tenggorokan tersumbat,
Ada pak ogah,
Ketemu angkot ngetem,
Ada bajaj nylonong semaunya,
Ikut nylonong aah...

Tapi kenapa mesti ngeluh?
Bersyukur lebih baik daripada mengeluh.
Masih untung ada pekerjaan menunggu.
Daripada menunggu pekerjaan?
Liat donk yang pada nongkrong di lampu merah!

Iya, ya...
Emang kadang aku lupa dan gak tau diri.
Alhamdulillah.
Terima kasih Ya Allah.
Atas semua berkat dan karunia yang Engkau berikan.

Amiiin.

Selasa, Februari 26, 2008

Tali Leher alias Dasi

Siapa sih yang sebenarnya bikin aturan pake tali leher ato biasa disebut dasi? Sampe sekarang aku belum tau apa fungsi daripada yang namanya dasi selain bikin aku susah nafas. Oiya lupa, waktu sekolah dulu kadang-kadang juga make dasi sebagai lap ingus.

Dan ternyata aku terjebak aturan harus pake dasi kalo tugas luar. “Maaf pak, sales dilarang masuk” begitulah kadang-kadang satpam menyapa, habisnya pake dasi naik motor. Aturan itu benar-benar menyiksa, lha wong masang kancing baju yang paling atas aja susah alias gak muat, maklumlah ukuran XXXL.

Sedangkan pekerjaanku yang jadi kusir dan kurir mengharuskanku blusukan keluar masuk kampung. Ke ke alas jati pake dasi, ke hutan sawit pake dasi, ke sungai barito pake dasi, ke rawa gambut pake dasi, aaaarrgh…

Mbok ya kita lebih percaya diri dengan budaya kita. India bisa bikin roket gak pake dasi, Iran bisa bikin nuklir gak pake dasi, katanya orang jepang pas musim panas juga gak pake dasi, orang bule yang kerja di bumi pertiwi juga jarang pake dasi. Mending kalo di negoro Londo yang bersalju, yang butuh baju rapat dan lehernya diikat biar hangat. Lha seperti kita yang hidup di negara tropis dengan hutan yang mulai habis, ya jelas sumuklah.

Beberapa waktu yang lalu SBY juga sering gembar-gembor tentang hemat energi, gak pake AC, gak pake lift, pake baju tahan sumuk. SBY kemana-mana juga sering pake baju batik lengan pendek, pantes, gagah, isis. Jadi kenapa harus pake dasi?

nb: efek samping pergi kelamaan gak pulang-pulang jadinya ngedumel pelan-pelan takut kedengeran ama yang ngasih ongkos jalan. Ke Batam tiga minggu gak boleh nyebrang, jadinya malah liat nyang aneh-aneh.

Jumat, Februari 22, 2008

d i l e m a

Ketika apa yang dilaksanakan tidak sesuai teori di bangku sekolah
Sikut kanan sikut kiri menendang yang lemah
Mengikuti nafsu serakah
Terbawa hawa amarah
Haruskah aku menyerah?

Dan ternyata...
Aku hanya mampu ambil opsi termudah
Menyatakan tidak setuju dalam hati dengan menunduk pasrah

Payah!!!

Rabu, Februari 20, 2008

Loncat Batu Nias Kena Tsunami ?

Tadinya aku mau jalan ke Langkat, tapi begitu denger ada temen cewek yang mau ke Nias, aku langsung kepikiran loncat batu, surfing dan tentu saja tsunami. Rayuan gombal dan intimidasi segera kukeluarkan, yang jauhlah, makan susah, gak ada yang jualan bedak, perginya pake pesawat capung, dan cerita-cerita lain tentang kesengsaraan di pulau terpencil. Akhirnya dengan segala daya dan upaya, jadi juga aku berangkat ke Nias gantiin temen cewek tadi.

Sampai di Polonia, ada 2 pesawat yang berangkat ke Nias dengan tiket setara ongkos Jakarta Medan. Merpati dengan CN235, DAS dengan fokker. Dua-duanya cukup besar berpenumpang sekitar 50 orang, pesawat capung yang hanya muat 6 orang sudah pensiun. Fiuhh, untuuung… Daripada penasaran aku berangkat naik CN235 dan pulang naik fokker. Naik CN235 adalah penerbangan ternyaman yang pernah kurasakan karena pas take off dan landing nyaris tanpa goncangan yang berarti. Mungkin itu karena kecanggihan pak Habibie, yang merancang pesawat sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

Turun di Bandara Binaka Nias disambut dengan sapi di pinggir landasan dan mobil-mobil besar dobel gardan dengan stiker LSM internasional. Yaahowu, begitulah ucapan salam orang Nias, maknanya seperti horasnya orang batak. Perjalanan darat ke kota Gunung Sitoli sekitar 20 menit terasa mulus tanpa ada tanda-tanda keganasan tsunami. Begitu masuk kota baru terlihat ada bangunan lama yang miring berserakan dan bangunan sekolah yang masih dalam tahap pengerjaan. Dampaknya juga terlihat dari air sumur yang berwarna kuning karat, berminyak, berbuih, dan berbau aneh, kaos putih berubah jadi kuning kalo dicuci. Aku menginap di Mess Pemda karena hotel yang ada lumayan jauh dari kota. Sebagian besar penduduk Nias non Muslim, daging babi banyak dijual di pasar umum dan di pinggir jalan. Jadi pagi sarapan masakan padang, makan siang masakan padang, makan malam masakan padang lagi tiap hari!! Serasa jadi orang kaya selama 13 hari aku cuci muka dan gosok gigi dengan air mineral. Mandi dan ganti baju, he he he…

Di desa Tohia masih ada madrasah ibtidaiyah (setingkat SD) yang menempati barak menempel pada masjid kampung, karena tanah dan bangunannya habis tersapu ombak tsunami. Barak kayu dengan ukuran 4x12 meter disekat jadi empat ruangan. Setiap ruang untuk dua kelas, satu menghadap utara yang lain menghadap selatan. Dibeberapa tempat masih nampak tenda-tenda penampungan korban tsunami yang sebagian masih dihuni.

Acara lompat batu sekarang hanya dilakukan kalo ada turis yang bersedia membayar. Selancar? Boro-boro, berenang aja aku gak bisa. Orang luar negri yang biasa selancar sekarang alih profesi jadi pekerja sosial. Tapi pantai Nias masih indah, udara masih segar, kelapa muda masih manis, digunung air masih jernih, sirine tanda tsunami sekali-sekali masih terdengar, dan bumi kadang-kadang masih bergoyang diiringi kepanikan penduduk setempat yang lari keluar rumah menyelamatkan diri takut tsunami datang lagi. Begitu juga aku.

Pulang aaah...

Selasa, Februari 12, 2008

Antariksa-Desa Gumati

Sudah tahu kan kalo di daerah puncak sampai Sukabumi banyak hotel dan vila? Misalnya Hotel Antariksa di daerah Cidahu Sukabumi. Jaraknya sih tidak terlalu jauh, tapi waktu tempuh yang diperlukan lama karena jalannya sempit, banyak pasar tumpah, tentu saja macet. Tapi kalo mau, pengelola dapat menyediakan forider untuk membuka jalan. Perjalanan bisa sampai dua jam dari pintu tol Ciawi, bis gak bisa masuk lokasi karena memang di kampung banget. Kalo untuk liburan sih cocok banget, sepi, sejuk, dikelilingi kebun teh, gunung Gede dan gunung Pangrango. Gambar di atas itu pas sunrise.

Masih ada kabut di kaki gunung, apalagi kalau sore kabutnya lebih tebal lagi, jarak pandang cuma 10 meter. Disana bisa mancing, outbond, teawalking, karaoke, bakar kambing & ikan, ato sekedar tiduran sambil minum wedang jahe. Kamarnya berupa bungalow yang jaraknya berjauhan. Ada sih ruang rapatnya, tapi kalo kesana untuk kerja bawaannya males karena lokasinya yang berjauhan dan konturnya naik turun. Tarif juga lumayan, bisa dinego.

Nah kalo yang males jauh-jauh dan macet-macet dan pegel-pegel dan capek di jalan, ternyata di daerah Sentul ada juga lho hotel yang nyaman. Namanya Desa Gumati. Ini bukan nama desa, cuma nama hotel, lokasi tepatnya di desa Cijulang. Tepatnya dari Jakarta keluar pintu tol Sentul Selatan belok kiri, sebelum gapura Bukit Sentul belok kiri lagi. Suasana dan fasilitasnya hampir sama dengan Antariksa, cuma lebih dekat, kurang sejuk, dan tanpa kabut. Di depan hotel ada danau buatan dengan panggung di tengahnya, di samping ruang makan dialirkan air sungai komplit dengan gemuruh suaranya. Cuma kamarnya menyatu tiga lantai, jadi kalau sekalian ada meeting juga masih oke. Tapi kalau untuk kegiatan kantor yang agak serius, mending menggunakan hotel bintang empat di Jakarta macam Santika atau Mercure, karena tarifnya lebih murah dan fasilitasnya lebih komplit. Ini gambar Desa Gumati malam hari.

Memang dua tempat tadi lebih cocok untuk liburan atau kegiatan informal, semi formal juga masih cocok ding. Tapi asik banget kok, sueger. Apalagi untuk orang-orang yang tiap hari ketemu macetnya Jakarta dan gak pernah liat matahari dari rumah, berangkat kerja jam 5 pagi sampe rumah jam 8 malam. Tapi pikir-pikir dulu kalau mau ngundang orang luar Jakarta untuk kegiatan di tempat ini, biasanya mereka akan berkomentar "orang gunung kok diajak ke gunung!!".

Jumat, Februari 01, 2008

Bandara Sultan Hasanudin

Makassar punya bandara baru! Yang ini lebih canggih, lebih luas, dan lebih nyaman. Bangunannya mirip hanggar pesawat, dengan material dari baja dan kaca membuat membuat bangunan ini tampak modern. Bagus juga bandara ini, lapangan parkirnya lapang, ruangannya tinggi, mushollanya luas, konter check in dan toko sovenirnya banyak, serta banyak kamera keamanan besar-besar terpasang disana-sini. Bandara ini baru beroperasi sekitar awal tahun ini. Dulu pada saat diresmikan hanya ada tulisan “Hasanuddin Makassar”, gak tau siapa yang protes, pas aku ke sana tulisan itu sedang dalam proses dilengkapi menjadi “Sultan Hasanuddin Makassar”.

Sebagaimana layaknya bandara baru, disana-sini masih terlihat sedikit perbaikan, keamanan masih ketat, detektor logamnya tajam aktif buanget, dan petugas kebersihan banyak terlihat dimana-mana. Hampir semua orang tidak bisa langsung lolos ketika lewat detektor logam, mesin itu langsung teriak2, tapi pas diperiksa petugas keamanan gak ditemukan apa-apa. Begitu mau naik ke pesawat, KTP diperiksa ulang untuk dicocokin dengan tiket dan boarding pass. Semoga aja bisa tetep terjaga, kan untuk keamanan kita juga.

Tapi (hmmm, mulai nyela nih), pintu keluar ruang tunggu keberangkatan gak dijaga, jadi orang bisa gampang keluar masuk. Sopir garbatalanya juga seperti kurang terlatih, beberapa kali maju mundur baru pas terpasang dengan pintu pesawat. Bahkan ketika aku baru sampai terpaksa harus turun lewat tangga belakang karena garbatalanya gak bisa terpasang dengan tepat. Nah satu lagi, kamar kecilnya bener-bener kecil dan krannya sudah ada yang rusak dan bocor, jadi bagi tubuhku yang oversize agak susah bermanuver di kamar kecil. Kalo hal-hal kecil tadi diperbaiki, bisa jadi akan membuat bandara ini semakin bagus dan nyaman...