Jumat, November 07, 2008

Walking-walking to Jatim

Dua bulan terakhir ini aku mondar-mandir ke Jawa Timur, mulai dari Kediri, Malang, mudik lebaran, trus habis lebaran lanjut lagi ke Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Aku dan teman-teman ke Kediri naik kereta Gajayana. Pas waktu buka puasa sekitar jam enam sore pramugaranya seperti biasa asik jualan kolak, teh manis, dan nasi goreng. Begitu selesai waktu buka puasa sekitar jam setengah tujuh, barulah diedarkan makan malam jatah penumpang. Ketika di protes pramugara dengan enteng bilang “kita hanya ngejalanin, kalo mo komplain ke KA aja pak.”. Lain banget perlakuannya waktu naik Garuda pas mau mudik, dari awal snack sudah disiapkan dan ketika sudah waktu buka diinformasikan oleh pilot. Begitu sampai stasiun Jogja, temen sebelahku kaget banget karena tasnya terasa enteng, ternyata notebook, hape, dan dompetnya hilang. Untung malingnya baik hati karena masih ninggalin uang Rp10.000, KTP, dan tiket pesawat pulang.

Ada kejadian memalukan waktu aku nginep di hotel Grand Surya kediri, ketika naik lift gak bisa langsung ke atas, mentok di lantai 2 aja. Bolak-balik keluar masuk lift tidak mau bergerak juga, akhirnya baru tau kalo mau ke atas harus diakses dengan kartu kunci kamar, itupun hanya bisa berhenti di lantai tempat kita nginep aja. Emang lebih aman sih, tapi agak merepotkan ketika ada temen yang berkunjung atau kita mau main ke kamar temen yang lain lantai. Ada juga kejadian memalukan yang lain, temen di kamar sebelah marah-marah karena gak dibangunin makan sahur, eh ternyata bel pintunya gak bunyi karena tombol “don’t disturbnya” ditekan, padahal dia sudah ditelepon dan pintu kamarnya sampai digedor-gedor.

Di kediri kita keliling sampai ke makam bos Gudang Garam yang barusan meninggal, cerita orang-orang yang melayat dapat angpau dan sarung. Selain itu ada menara LDII yang karena saking tingginya
dapat terlihat dari seluruh penjuru kota, yang konon katanya mirip menara masjid Madinah. Sebelum itu sempat juga ke Malang sebentar, setelah makan bakso malang dan dapat keripik buah Wicaksono, balik lagi deh ke Kediri.

Nah setelah mudik lebaran aku ke Surabaya, tapi nginepnya di Sun City Sidoarjo. Maunya sih nyobain hotel baru, tapi sayang ada salah komunikasi dengan pihak hotel. Kita sudah masuk rencananya mau nginep 2 minggu, tapi baru 3 malam sudah diusir dengan alasan sudah ada pihak lain yang duluan booking. Mbok ya kalau sudah ada yang booking diinformasikan dari awal, jangan mendadak pagi-pagi ketika mau jalan baru dikasih tau harus keluar hotel siang hari itu juga.


Kalau sudah di Sidoarjo, tentu saja tak ketinggalan melihat melihat lumpur Lapindo. Sangat menyedihkan melihat langsung rumah-rumah dan pabrik yang terendam lumpur. Salah satu yang terkena dampak tidak langsung dari bencana lumpur Lapindo adalah pengrajin kulit Tanggulangin yang lokasinya lumayan jauh dari lokasi bencana, namun omsetnya menurun drastis karena dikira pembeli ikut terendam lumpur. Sementara yang oleh media sering diekspos media terendam lumpur adalah perumahan Tanggulangin Sejahtera, bukan lokasi kerajinan kulit. Namun ada juga orang yang kreatif mengubah lokasi bencana menjadi lokasi wisata, misalnya dengan menarik parkir mobil Rp20.000,- atau dengan menawarkan ojek keliling lokasi bencana dengan biaya Rp30.000,-.

Juma’t pagi aku pulang dari Surabaya naik bis. Begitu sampai Sarang kabupaten Rembang bis berhenti menunggu Jum’atan usai karena jalanan digunakan untuk sholat. Karena masjid sudah tidak mampu menampung jamaah, maka banyak yang melangsungkan sholat di tengah jalan…

7 komentar:

uNieQ mengatakan...

wah wahh wahh kemaren puasa sempatnya keluar kota.. hihihi namanya juga dinas ya???

hahahah emang nyebelin tuh klo dapat hotel yang sok safety kek gitu..jadinya ya ruang gerak terbatas...:D

wahyu nurdiyanto mengatakan...

kok ga mampir ketempat ku,...
hehehe, wah asiknya kliling jatim, saya aja yang di jatim jarang punya kesempatan kliling jatim

Anonim mengatakan...

gambre eco temn kang


nderek teken sekedap salam kenla

mawon njih

Pinkina mengatakan...

sun city sidoarjo kiy yg satu komplek ama Giant bukan ?

Arip mengatakan...

@Denbagus: Salam kenal juga, matur nuwun sampun mampir
@Pinkina: Betul, suncity emang yang ada giantnya

-wie- mengatakan...

jepara lagi musim apa mas?

wiwien wintarto mengatakan...

wah, seru juga jalan2nya. saya malah belum pernah numpak gajayana. lho, di sini kok ya ada si wiwikwae...